Jadi pada tanggal 27 Mei 2007 kami sekeluarga pergi ke Osaka untuk mengikuti kursus singkat Ikebana. Rencananya aku dan suamiku yang akan menjadi peserta kursus itu dan Mutia yang bertugas menjaga Hana. Tetapi entah mengapa Hana menjadi rewel saat kursus akan dimulai. Jadilah Mutia menggantikan abinya dan menjadi peserta kursus termuda saat itu.
Ikebana adalah seni merangkai bunga, berasal dari kata ''Ikeru'' (meletakkan, merangkai) dan ''Hana/Bana'' (bunga). Keindahan tidak hanya dihasilkan dari penggunaan bunga sebagai materi tetapi penggabungan bunga, daun, batang, ranting pohon dan juga buah. Selain itu, rangkaian bunga Jepang didasarkan pada tiga titik yang melambangkan langit, bumi dan manusia.
Sebenarnya ada beberapa macam gaya Ikebana tetapi yang kami (aku dan Mutia) pelajari saat itu adalah gaya Slanting Moribana, yaitu merangkai bunga di wadah lebar (moribana berarti mulut lebar) dipadukan dengan kemiringan (slanting) arah bunga. Materi yang digunakan adalah vas bundar datar, Milenium bambu (Dracaena sanderiana), bunga Gerbera pink (Gerbera jamesonii), daun Filodendron (Philodendron cv.kookaburra) dan ''Benibana''(Carthamus tinctorius. Bagaimana cara merangkainya? ikuti saja step by step di bawah ini (maaf ya aku copy dari http://www.holymtn.com/garden/Ikebana, lagi males menjelaskan nih!).

by Reiko Takenaka


Nah, ini dia hasil kursus singkat Ikebana ku, lumayan bagus kan untuk pemula. Tapi jangan mengira komunikasi antara aku dan sensei yang bertugas mengajariku berjalan lancar. Sensei tidak bisa sama sekali bahasa Inggris sementara bahasa Jepang ku '' chotto sukoshi dake'' atau '' just a bit'' (maklum baru 3 bulan join at Nihongo class, he he). Namun keterbatasan bahasa rupanya tidak mengurangi semangat sensei untuk menjelaskan dan mengajariku Ikebana. Termasuk ketika aku bertanya dengan Nihongo seadanya '' mengapa peletakan bunga berdasarkan pada 3 titik, bukan 4 atau 5?'', dia dengan sabar berusaha menjelaskannya padaku bahwa 3 titik bermakna keharmonisan manusia dengan alam (bumi dan langit). Dan ketika pada akhirnya aku berkata ''haik, wakarima shita'', dia tampak sangat puas. Rupanya semangatnya tidak berhenti sampai disitu. Bahkan ketika kami sekeluarga sudah pamit dan keluar ruangan, dia berlari mengejar kami hanya untuk mengajari Mutia bagaimana cara membuat ''Origami'' pinguin. Kira-kira ada nggak ya, orang Indonesia yang ramah dan telaten seperti dia pada orang asing?.


Nah, ini dia hasil kursus singkat Ikebana ku, lumayan bagus kan untuk pemula. Tapi jangan mengira komunikasi antara aku dan sensei yang bertugas mengajariku berjalan lancar. Sensei tidak bisa sama sekali bahasa Inggris sementara bahasa Jepang ku '' chotto sukoshi dake'' atau '' just a bit'' (maklum baru 3 bulan join at Nihongo class, he he). Namun keterbatasan bahasa rupanya tidak mengurangi semangat sensei untuk menjelaskan dan mengajariku Ikebana. Termasuk ketika aku bertanya dengan Nihongo seadanya '' mengapa peletakan bunga berdasarkan pada 3 titik, bukan 4 atau 5?'', dia dengan sabar berusaha menjelaskannya padaku bahwa 3 titik bermakna keharmonisan manusia dengan alam (bumi dan langit). Dan ketika pada akhirnya aku berkata ''haik, wakarima shita'', dia tampak sangat puas. Rupanya semangatnya tidak berhenti sampai disitu. Bahkan ketika kami sekeluarga sudah pamit dan keluar ruangan, dia berlari mengejar kami hanya untuk mengajari Mutia bagaimana cara membuat ''Origami'' pinguin. Kira-kira ada nggak ya, orang Indonesia yang ramah dan telaten seperti dia pada orang asing?.
Dan yang di bawah ini adalah salah satu contoh display Ikebana saat saat itu, ck ck ck sugoi to kirei ne !!!.
