Dalam perjalanan pulang sekolah kemaren, Hana berceloteh seperti biasanya. Di sela celotehannya dia berkata bahwa "kata Bu Guru, semua anak TK libur karena ada acara". Aku tersenyum saja dan balik bertanya.
" Memangnya kata Bu Guru ada acara apa ?".
"Acara Kemerdekaan".
"Upacara kemerdekaan, maksudnya ?".
"Eh iya, upacara kemerdekaan".
"Kemerdekaan apa ?".
"Indonesia".
"Indonesia itu apa?".
"Indonesia itu negri".
"Kalo negrinya Ai chan (teman bermain Hana di Jepang) itu apa ?".
"Jepang".
"Oooh, berarti Indonesia itu tempat kita tinggal sekarang ?".
"Iya.........nggak tahu tuh kenapa aku bisa pintar seperti ini ya sekarang !!!"
!$#!$%#@%$^%&^%*&^*((&*(&(&*&()(*(*(&%^%#$@$%%^&#@^ (kenapa anakku jadi narsis begene yakkkkk ...)
Tuesday, August 16, 2011
Tuesday, August 2, 2011
ARTI SEIKAT KANGKUNG BAGI BI MANIH
Pagi harinya saat aku ke pasar dekat rumah, kebetulan ada satu mbak tukang sayur yang menjual kangkung "jumbo" yang menggoda mata, bertangkai panjang-panjang dengan daun hijau berukuran lebar dan masih segar. "Wah, kebetulan nih ", batinku. Segera kubeli 3 ikat kangkung dan begitu tiba ke rumah kuminta Bibi pembantu merendam akarnya di dalam ember berisi air agar tetap segar hingga saatnya dimasak esok subuh.
Tapi tak lama kemudian ada SMS dari Mutia yang memberitahu bahwa tugasnya untuk cucurag diganti menjadi Bakwan Jagung.
"Duh, kok ya nggak dari tadi ya memberitahu perubahan menunya ?!".
Terpaksa deh, balik lagi ke pasar untuk membeli Jagung Manis. Untungnya belum bubar tuh pasar kaget.
Alhasil si Kangkung "Jumbo" tetap terendam di ember semalaman karena pagi hari aku sibuk mempersiapkan sarapan dan memasak 20 potong Bakwan Jagung. Kangkung tak sempat lagi dimasak karena harus buru-buru pergi ke rapat orang tua murid Ummul Quro. Sebelum pergi, kuminta si Bibi menyiangi dua ikat Kangkung dan kuberikan seikat sisanya ke Bibi untuk dimasak di rumahnya.
Keesokan harinya, iseng kutanya Bi Manih, "Kangkungnya dimasak apa Bi' ?". Yang terlintas di pikiranku adalah tumis kangkung atau pecel. Namun jawaban si Bibi cukup membuatku terperangah.
" Direbus saja Bu, pake Masako, diberi kuah yang banyak. Alhamdulillah, seger kata suami saya...., apalagi buat teman makan nasi Raskin, jadi nasinya nggak tersa seret lagi di kerongkongan. Yang penting bisa makan dan bikin kenyang, Bu ".
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya sayur yang direbus hanya dengan penyedap dan garam tanpa bumbu lainnya. Teman makan nasi paling sederhana yang pernah kumakan adalah sayur kulupan (rebus) yang dimakan bersama sambal terasi. Plus tempe goreng. Itu pun kumakan saat sedang bosan makan lauk dan ingin sensasi rasa yang berbeda. Tetapi sayur yang hanya direbus dengan Masako ? apakah tidak terasa "eneg" ?.
Bagi ku, seikat kangkung hanya seharga 1500 Rupiah yang terkadang dibuang ke tempat sampah setelah habis tak termakan karena tidak sesuai dengan selera makan anak-anakku. Tapi ternyata bagi seorang Bi Manih, seikat Kangkung sangat berarti banyak, teman makan nasi yang berharga untuk mengganjal lapar dan menyambung hidup.
Lewat seikat Kangkung yang kuberikan pada Bi manih, aku seolah diingatkan untuk selalu bersyukur pada setiap rezeki yang kami sekeluarga terima. Ternyata masalah tidak bisa pergi berlibur ke luar kota atau menunda keinginan membeli baju baru adalah hal sepele jika dibandingkan dengan kesederhanaan hidup Bi Manih dan keluarganya. Dan aku yakin pasti masih banyak Bi Manih lainnya yang mengalami hal sama.
Monday, August 1, 2011
Omedetou Mutia Chan
Mutia berhasil meraih nilai UN tertinggi se Kota Bogor , WOW !!!!. Siapa yang bisa menyangka, karena kami tidak memiliki target apa pun untuknya, selain berusaha dan terus berusaha. Akhirnya semua jerih payah dan pengorbanan kami sekeluarga berbuah manis.
Selamat ya Mutia, we proud of you.....tetap semangat selalu !!!.
Selamat ya Mutia, we proud of you.....tetap semangat selalu !!!.
Subscribe to:
Posts (Atom)