Semburat merah di ufuk timur mulai tampak dari balik jendela pesawat dan kulihat Mutia, putri pertama ku, masih tidur pulas.Begitu juga Hana, putri kedua ku, di pangkuanku. Pukul lima pagi waktu Jepang, berarti masih 3 jam lagi untuk tiba di bandara Kansai Osaka. Apa yang akan kualami nanti setelah aku dan anak2 bertemu suami? what will be will be..Bagiku semuanya akan tetap jadi perjuangan untuk survive.Bedanya, di Indonesia aku harus hadapi semuanya sendiri sedangkan di Jepang nanti ada suami yang akan membantu.Bagi Mutia, mungkin ini momen yang telah lama dia tunggu.Hana, nangis nggak ya, pas pertama ketemu abinya? dia kan ditinggal sejak berumur 3 hari.Pukul 06.30, kubangunkan anak-anak untuk sarapan setelah itu mereka tertidur lagi.
Kerangkatan kami ke Jepang sudah kami rencanakan sejak hampir setahun yang lalu, itu pun melalui proses yang berliku. Dan semuanya harus kukerjakan sendiri bahkan sebelum masa nifas ku berakhir.Mulai dari translate dokumen, pembuatan paspor,complain ke PT POS hingga pembuatan visa.Untungnya saudara, teman dan tetangga banyak memberikan bantuan (buat keluarga jl johar, keluarga Bandung, ibu dan temen2, makasih banyak ya....). Khusus tentang complain ke PT POS dan pembuatan visa, benar-benar keajaiban dari Allah untuk kami. Bayangkan aja, Eligibility sertifikat yang telah kami tunggu sejak hampir 10 bulan dihilangkan begitu saja oleh PT POS.Padahal dokumen itu kami butuhkan untuk mengurus visa. Hampir gila rasanya membayangkan dokumen itu hilang selamanya padahal sebagian barang sudah dikirim ke Jepang dan hampir semua tabungan terkuras untuk semua persiapan kami. Tinggal berangkat,kok adaaaa aja ujian yang menuntut kesabaran kami.
Pukul 08.00 pesawat mulai landing di bandara Kansai.Kulihat betapa bersemangatnya Mutia untuk segera bertemu abinya, teman bermain sekaligus teman berantem nya. Saat pemeriksaan dokumen imigrasi, aku sempat bengong juga sejenak ketika petugas yang bersangkutan bertanya dalam bahasa Jepang. Yang bisa kutangkap saat itu hanya '' kore wa...kore wa... '' (maklum bahasa jepang ku hanya sebatas baca buku saja he.. he..).Dan susahnya lagi, ternyata dia juga tidak bisa bahasa Inggris !. Ooh, rupanya dia menanyakan satu dokumen yang harusnya dimiliki Hana. Kujawab saja '; I didn't receive it for my baby''. Dia balas menjawab, '' kore wa... kore wa... lagi. " I must fill this blank document?" tanyaku, "Haik...haik..., buru-buru kuisi formulir itu. Untungnya pas pemeriksaan bagasi Hana menangis keras saat disapa kawai ne...kawai ne (lucunya, lucunya) oleh petugas imigrasi bandara. Jadi batal deh pemeriksaan koper oleh mereka. Aku segera berlalu seraya berkata '' Arigato gozaimasu'' (Makaci ya Hana sayang....).Di lobby bandara, Mutia segera berlari menghampiri dan memeluk abinya. ''Aku hampir menangis tadi pas dipeluk muti", cerita suamiku. Oo ternyata dia kangen juga pada kami. Akhirnya kami sekeluarga berkumpul kembali setelah hampir setahun berpisah.