
Ikeda sensei, profesor yang membimbing tesis suamiku, mengundang kami untuk Hanami party di Ze-Ze koen, di tepi Biwako (danau biwa). Dari apato kami berangkat pukul 10 pagi. Dimulai dengan 10 menit jalan kaki ke Seta eki (stasiun Seta), disana telah menunggu Muhidin san, mahasiswa S2 asal Uzbekistan. Perjalanan dilanjutkan dengan densha (train, KRL kata orang jabotabek) ke Ishiyama eki. Lalu pindah ke Ishiyama Keihan menuju Ze-Ze eki. Mungkin karena pas week end, densha agak penuh hari itu. (Tapi jangan dibayangkan penuh hingga empet2an seperti KRL ekonomi jurusan Bogor-Jakarta lo....). Tiba di Ze-Ze eki, kami berjalan lagi 10 menit lamanya ke ko en.Rupanya disana telah menungu Hung san, mahasiswa S3 asal vietnam, beserta keluarga dan temannya. Tak lama, Ikeda sensei menyusul datang dan juga teman2 lainnya.
Hanami party sebenarnya adalah acara kumpul bersama untuk melihat bunga sakura yang sedang mekar. Kata Hanami berasal dari Hana (bunga) dan Mite (melihat). Jadi Hanami party adalah piknik bersama di bawah pohon sakura. Kenapa sih, kok pake acara piknik segala hanya untuk melihat bunga sakura? ....itu karena bunga Sakura hanya mekar selama 10 hari dalam setahun. Jadi, kata suamiku, aku dan anak-anak beruntung datang ke jepang pas awal musim semi ini.

Alas piknik segera digelar, kompor gas portable dinyalakan. Untung Ikeda sensei membuat semacam dinding plastik untuk para bayi dan ibunya. Kalo nggak, bisa-bisa para bayi membeku kedinginan. Kutulis para bayi karena memang bukan cuma ada Hana chan tapi ada juga Ran chan (puteri pertama Hung san) dan temannya. Maklum, bukan cuma dingin banget tapi juga angin bertiup kencang dari arah danau Biwa. Pipi Hana jadi memerah dan tanganku kaku kedinginan.( Aku lupa pake kaos kaki, lagi !!!). Herannya, nampaknya Hana tidak terganggu sedikitpun oleh dinginnya udara dan tiupan angin. Dia malah tertidur pulas di stroller-nya.


Disana kami makan sushi, telur rebus yang rasanya agak gurih, fruit yasai with peanut sauce (yang menurutku mirip pecel minus rasa manis pedes dan aroma daun jeruk) dan beberapa soft drink. Tentang yasai with peanut sauce (ini istilahku sendiri lo....), adalah beberapa macam sayuran seperti sawi, mushroom, okra yang direbus bersama dengan daun bawang, tiram dan potongan daging ayam dalam panci keramik lalu dimakan panas-panas dengan saus kacang encer. Dalam udara dingin seperti itu, sayur pecel ala jepang segera ludes abis.

Pada kesempatan itu, suamiku menyerahkan o miyage (hadiah) dari kami untuk Ikeda sensei dan isterinya (sayang isterinya tidak ikut hadir) berupa kemeja dan kain batik . Kemudian acara dilanjutkan dengan foto bersama dan jalan-jalan. Pukul 4 sore, kami pulang menempuh rute yang sama. Dalam perjalanan pulang, tentu saja aku tidak lupa hunting bunga-bunga jepang untuk ku foto dan membuat kesal Mutia. '' iih ummi, cepetan donk jalannya !''. (Maaf ya sayang, soalnya bunga-bunga jepang cantik-cantik dan bikin gemess). Pukul 5 sore, kami tiba di apato dan cepat-cepat meringkuk di bawah selimut untuk menghangatkan badan. Meskipun kemudian tanganku dan pipi Hana tampak gosong karena frost bite, aku tidak menyesal harus kedinginan hanya untuk melihat sakura mekar. Sakura..sakura....kirei ne!.

No comments:
Post a Comment